Kegiatan ini diinisiasi oleh Dr. Muhammad Tang, SH., M.SI, Sekretaris Aptikis Wilayah VIII (Sulawesi, Maluku, Papua), yang juga merupakan Direktur Pascasarjana STAI Al-Furqan Makassar. Dalam keterangannya ia menegaskan bahwa kampus bukan hanya tempat mengulang teori, tetapi juga pusat produksi ilmu pengetahuan melalui buku.
“Menulis buku berbasis riset dan kecerdasan buatan bukan hanya memperkaya khazanah akademik, tapi juga dapat memperpanjang usia kebermanfaatan ilmu,” ujar Dr. Tang, mengutip tema besar acara tersebut.
Workshop ini melibatkan kolaborasi 10 kampus PTKIS di Sulawesi Selatan dan Barat, yaitu:
1. IAI DDI Polman
2. IAI DDI Sidrap
3. IAI Al-Amanah Jeneponto
4. STAI DDI Pinrang
5. STAI DDI Pangkep
6. STAI DDI Maros
7. STAI Yapis Takalar
8. STAI Yapnas Jeneponto
9. STAI Al-Furqan Makassar
10. STAI Al-Azhar Gowa
Hadir pula sebagai pemateri, Hasriani, S.A.B., M.M, dosen STAI Al-Azhar Gowa yang berbagi pengalaman praktis tentang bagaimana menyusun buku ajar yang sesuai kebutuhan mahasiswa zaman kini, serta Ismail Djamaluddin, SE., MM, Konsultan Manajer PT. NasMedia Indonesia yang memaparkan proses penerbitan profesional dan potensi distribusi buku dosen di era digital.
NasMedia selaku mitra penerbitan strategis menyatakan siap memfasilitasi dosen-dosen kampus keagamaan untuk menerbitkan buku ajar dan referensi tanpa biaya penerbitan, sepanjang naskahnya memiliki relevansi akademik dan berbasis riset.
Acara ini menjadi tonggak penting bagi STAI Al-Furqan Makassar, yang tidak hanya menjadi peserta tetapi juga motor penggerak lahirnya ekosistem perbukuan di lingkungan PTKIS, dengan harapan buku-buku lokal tidak lagi sekadar konsumsi internal kampus, tapi dapat menembus pasar akademik nasional.
~~~
©STAI AL-FURQAN INFO
Tim Penyunting: Lembaga IT dan Multimedia STAI Al-Furqan Makassar
Reporter: Ade Hamzah